Oktober 2015, Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon jurusan Filsafat Agama semester 1, melaksanakan observasi tentang komunitas Dayak Losarang Indramayu Jawa Barat. Banyak informasi yang mereka gali, diantaranya tentang asal usul komunitas Dayak Losarang dan kebudayaannya.
Berikut hasil laporan yang mereka kumpulkan.
A. Sekilas
Tentang Suku Dayak
Indonesia merupakan
Negara yang kaya akan suku, budaya dan terdiri tidak hanya satu agama , tapi
bermacam-macam, salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku dayak yang
ada di daerah Indramayu, tepatnya didesa krimun kec.Losarang. Mereka dikenal
dengan Suku Dayak Losarang, tetapi mereka mempunyai nama tersendiri yaitu Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu
Indramayu.
Suku Dayak ini
berdiripada tahun 1970. Awalnya berbentuk perguruan bela diri, bernama SS yaitu
ilmu silat serba guna, kemudian pada tahun 1982 berubah namanya menjadi Jaka Utama. Pada tahun 1984 berubah menjadi Dayak
Siswa, yaitu sudah tidak memakai baju, hanya memakai celana warna hitam, dan
ahirnya pada tahun 2000 namanya berubah menjadi Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Nama ini
mempunyai arti tersendiri yaitu:
·
Suku,berarti
kaki, kaki digunakan untuk melangkah,dan lakah itu mempunyai tujuan
masing-masing.
·
Dayak,
artinya menyaring atau mengayak. Yaitu memilih sesuatu yang baik dan buruk.
·
Hindu,
artinya sewindu, yaitu masa sembilan bulan didalam kandungan.
·
Budha,
artinya wuda atau telanjang, yaitu masa ketika manusia lahir yang masih dalam
keadaan telanjang.
·
Bumi,
berarti dataran yang luas, yaitu tempat kita berpijak dan tempat kita mencari
nafkah.
·
Segandu,
artinya sekecil atau sebutir.
·
Indramayu,
artinya tempat hidup mereka yaitu tanah Indramayu
Suku Dayak ini
didirikan oleh Paheran Takmad Diningrat. Dia berasal dari Semirang, istrinya bernama sarini, dia asli orang
Losarang dan penduduk asli Semirang. Anggota Suku ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu, Preman, Seragam dan Dayak. Preman adalah anggota suku yang masih
berpakaian bebas, seperti masyarakat pada umumnya. Seragam adalah anggota suku
yang masih berpakaian serba hitam, sedangkan Dayak adalah anggota suk yang
sudah tidak memakai baju dan hanya memakai celana berwarna hitam putih.
B. Kehidupan
Sosial
Suku Dayak Losarang hidup ditengah-tengah masyarakat
desa. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Walaupun demikian, suku ini
tidak mengganggu masyarakat sekitar, mereka sangat menjaga toleransi antar warga
dan mengutamakan kerukunan. Mereka sangat menghindari kekerasan dan
keributan,bahkan kalau ada anggota suku dayak yang melakukan kerusuhan, maka
langsung disuruh ditembak ditempat. Hal ini membuktikan bawa mereka sangat
mengutamakan kebaikan. Dalam kehidupannya, mereka berpegang kepada tiga rukun,
yaitu rukun keluarga, rukun tetangga dan rukun warga, serta berpedoman kepada
baik dan buruk. Sesuatu yang dianggap baik mereka kerjakan, dan sesuatu yang
dianggap buruk berusaha mereka tinggalkan, seperti mencuri, main judi, main
perempuan, mabuk-mabukan, dan hal-hal yang merugikan orang lain
Suku Dayak
ini walaupun dalam ruang linkup yang kecil, tapi persatuan mereka sangat
besar. Angota sukunya menyebar dibeberapa wilayah di jawa barat, dan sebulan sekali mereka berkumpul di
Losarang, untuk menghadiri acara sesembahan. Kesempatan itu mereka gunakan
untuk mempererat hubungan dengan anggota
yang lain. Antara satu sama lain saling
bertukar fikiran. Mereka tidak membedakan kedudukan dan setatus sosial, bagi
mereka semuanya sama, bahkan kepala suku sendiri tidakmau dianggap sebagai
ketua.
C. Perkembangan
Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, mereka ada yang
berdagang, bertani, menjadi buruh serabutan, menjadi kuli dan lain sebagainya.
Didaerah lain, ada anggota suku Dayak yang menjadi pegawai, bahkan ada salah
saut anggotanya yang menjadi jendral, dia yang membantu pembangunan tempat
mereka di Losarang, selain itu ketika ada suatu acara, diapun ikut
berpartisipasi.
D.
Perkembangan Budaya
Suku Dayak ini terbagi menjadi tiga golongan, yaitu preman, seragam dan dayak.
Preman masih berpakaian umum seperti masyarakat, golongan seragam adalah mereka yang sudah
berpakaian hitam, sedangkan dayak adalah yang memakai pakaian hitam putih, dan
hanya memakai celana, tidak memakai baju. Hal ini hanya berlaku bagi kam
laki-laki, tida berlaku bagi kaum wanita.
Dalam kehidupan keluarga, kaum laki-laki mengabdikan
diri kepada istri dan nurut kepada anak, karena mereka berpikiran bahwa kaum
laki laki bertanggung jawab penuh
terhadap urusan keluarga, maka tidak heran jika suami yang memasak dan mencuci,
sedangkan istri hanya mengurus anak. Suku Dayak sangat memulyakan perempuan,
bahkan sampai memperlakukannya seperti ratu, hal itu mereka lakukan karena
perempuan adalah wadah, dan mereka lahir dari perempuan.
Selain itu sebagai bapak, mereka nurut kepada anak,
karena urusan mereka ada pada mereka sendiri, dan belum tentu apa yang bapak
perintahkan kepada anak , dianggap baik
oleh mereka.
E. Pendidikan
Bagi suku dayak yang masih kecil,mereka dibebaskan
untk memilih pendidikannya masing-masing. Semuanya diserahan kembali kepada
anak mereka. Mau sekolah ataupun tidak bagi mereka sebagai orang tua tidak
masalah, yang penting mampu hidup dalam kebenaran Dan tidak melanggar aturan.
Suku dayak yang sudah dewasa, meraka belajar kapada
alam, mengambil hikmah dari sesuatu yang ada dialam ini, disamping itu, mereka
juga memperoleh bimbingan dari bapak kepala suku. Selain itu ada beberapa buku
atau kitab, yang bisa dijadikan pedoman bagi mereka.
F.
Seni
Arsitekstur bangunan, semuanya dari kepala suku
yaitu bapak Takmad. Beliau yang memberikan warna bagi komplek pemukiman mereka.
Sebelumnya tempat pemukiman mereka belum ada tajuk dan tembok pembatas yang
yang banyak terdapat gambar-gambar atau relief, tetapi sudah beberapa tahun
yang lalu mereka membangun dan membuat lukisan-lukisan di sepanjang tembok.
Terdapat pula relief di depan pintu gerbang yang menandakan bahwa kita terlahir
dalam keadaan wuda atau telanjang.
Ada yang menarik yang akan kita bahas, yaitu dari
simbol- simbol yang kita temukan diantaranya :
1.
Gelang
anjeli terbuat dari biji anjeli yang artinya kemurnian atau budaya yang murni.
2.
Tulang
bambu kuning terbuat dari bambu berwarna kuning yang mempunyai arti petani
sejahtera atau sejahtera petani.
3.
Tulang
bambu hitam terbuat dari bambu yang berwarna hitam yang mempunyai arti sejarah
jawa.
4.
Simbol
celana dayak losarang :
Putih dikanan di ibaratkan sebagai suami.
Hitam dikiri di ibaratkan sebagai istri.
Jadi antara hitam dan putih tersebut di
ibaratkan sebuah keluarga yaitu saling melengkapi satu sama lain dan
berkesinambungan anatara pria dan wanita, bumi dan langit, salah dan benar.