Blogger Widgets

Rabu, 18 November 2015

Komunitas Dayak Losarang Indramayu

Diposting oleh Unknown di 02.02 0 komentar
      Oktober 2015,  Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon jurusan Filsafat Agama semester 1, melaksanakan observasi tentang komunitas Dayak Losarang Indramayu Jawa Barat. Banyak informasi yang mereka gali, diantaranya tentang asal usul komunitas Dayak Losarang dan kebudayaannya. 
      Berikut hasil laporan yang mereka kumpulkan.

A.    Sekilas Tentang Suku Dayak
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan suku, budaya dan terdiri tidak hanya satu agama , tapi bermacam-macam, salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku dayak yang ada di daerah Indramayu, tepatnya didesa krimun kec.Losarang. Mereka dikenal dengan  Suku Dayak Losarang, tetapi mereka mempunyai nama tersendiri yaitu Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu.
Suku Dayak ini berdiripada tahun 1970. Awalnya berbentuk perguruan bela diri, bernama SS yaitu ilmu silat serba guna, kemudian pada tahun 1982 berubah namanya menjadi Jaka Utama. Pada tahun 1984 berubah menjadi Dayak Siswa, yaitu sudah tidak memakai baju, hanya memakai celana warna hitam, dan ahirnya pada tahun 2000 namanya berubah menjadi Suku Dayak  Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Nama ini mempunyai arti tersendiri yaitu:
·         Suku,berarti kaki, kaki digunakan untuk melangkah,dan lakah itu mempunyai tujuan masing-masing.
·         Dayak, artinya menyaring atau mengayak. Yaitu memilih sesuatu yang baik dan buruk.
·         Hindu, artinya sewindu, yaitu masa sembilan bulan didalam kandungan.
·         Budha, artinya wuda atau telanjang, yaitu masa ketika manusia lahir yang masih dalam keadaan telanjang.
·         Bumi, berarti dataran yang luas, yaitu tempat kita berpijak dan tempat kita mencari nafkah.
·         Segandu, artinya sekecil atau sebutir.
·         Indramayu, artinya tempat hidup mereka yaitu tanah Indramayu
Suku Dayak ini didirikan oleh Paheran Takmad Diningrat. Dia berasal dari Semirang,  istrinya bernama sarini, dia asli orang Losarang dan penduduk asli Semirang. Anggota Suku ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu, Preman, Seragam dan Dayak. Preman adalah anggota suku yang masih berpakaian bebas, seperti masyarakat pada umumnya. Seragam adalah anggota suku yang masih berpakaian serba hitam, sedangkan Dayak adalah anggota suk yang sudah tidak memakai baju dan hanya memakai celana berwarna hitam putih.
B.     Kehidupan Sosial
Suku Dayak Losarang hidup ditengah-tengah masyarakat desa. Mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Walaupun demikian, suku ini tidak mengganggu masyarakat sekitar, mereka sangat menjaga toleransi antar warga dan mengutamakan kerukunan. Mereka sangat menghindari kekerasan dan keributan,bahkan kalau ada anggota suku dayak yang melakukan kerusuhan, maka langsung disuruh ditembak ditempat. Hal ini membuktikan bawa mereka sangat mengutamakan kebaikan. Dalam kehidupannya, mereka berpegang kepada tiga rukun, yaitu rukun keluarga, rukun tetangga dan rukun warga, serta berpedoman kepada baik dan buruk. Sesuatu yang dianggap baik mereka kerjakan, dan sesuatu yang dianggap buruk berusaha mereka tinggalkan, seperti mencuri, main judi, main perempuan, mabuk-mabukan, dan hal-hal yang merugikan orang lain
Suku Dayak  ini walaupun dalam ruang linkup yang kecil, tapi persatuan mereka sangat besar. Angota sukunya menyebar dibeberapa wilayah di jawa barat,  dan sebulan sekali mereka berkumpul di Losarang, untuk menghadiri acara sesembahan. Kesempatan itu mereka gunakan untuk mempererat hubungan  dengan anggota yang lain.  Antara satu sama lain saling bertukar fikiran. Mereka tidak membedakan kedudukan dan setatus sosial, bagi mereka semuanya sama, bahkan kepala suku sendiri tidakmau dianggap sebagai ketua. 

C.    Perkembangan Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, mereka ada yang berdagang, bertani, menjadi buruh serabutan, menjadi kuli dan lain sebagainya. Didaerah lain, ada anggota suku Dayak yang menjadi pegawai, bahkan ada salah saut anggotanya yang menjadi jendral, dia yang membantu pembangunan tempat mereka di Losarang, selain itu ketika ada suatu acara, diapun ikut berpartisipasi.

D.    Perkembangan Budaya
Suku Dayak ini terbagi menjadi tiga  golongan, yaitu preman, seragam dan dayak. Preman masih berpakaian umum seperti masyarakat,  golongan seragam adalah mereka yang sudah berpakaian hitam, sedangkan dayak adalah yang memakai pakaian hitam putih, dan hanya memakai celana, tidak memakai baju. Hal ini hanya berlaku bagi kam laki-laki, tida berlaku bagi kaum wanita.
Dalam kehidupan keluarga, kaum laki-laki mengabdikan diri kepada istri dan nurut kepada anak, karena mereka berpikiran bahwa kaum laki laki bertanggung jawab  penuh terhadap urusan keluarga, maka tidak heran jika suami yang memasak dan mencuci, sedangkan istri hanya mengurus anak. Suku Dayak sangat memulyakan perempuan, bahkan sampai memperlakukannya seperti ratu, hal itu mereka lakukan karena perempuan adalah wadah, dan mereka lahir dari perempuan.
Selain itu sebagai bapak, mereka nurut kepada anak, karena urusan mereka ada pada mereka sendiri, dan belum tentu apa yang bapak perintahkan kepada anak ,  dianggap baik oleh mereka.

E.     Pendidikan
Bagi suku dayak yang masih kecil,mereka dibebaskan untk memilih pendidikannya masing-masing. Semuanya diserahan kembali kepada anak mereka. Mau sekolah ataupun tidak bagi mereka sebagai orang tua tidak masalah, yang penting mampu hidup dalam kebenaran Dan tidak melanggar aturan.
Suku dayak yang sudah dewasa, meraka belajar kapada alam, mengambil hikmah dari sesuatu yang ada dialam ini, disamping itu, mereka juga memperoleh bimbingan dari bapak kepala suku. Selain itu ada beberapa buku atau kitab, yang bisa dijadikan pedoman bagi mereka.

F.      Seni
Arsitekstur bangunan, semuanya dari kepala suku yaitu bapak Takmad. Beliau yang memberikan warna bagi komplek pemukiman mereka. Sebelumnya tempat pemukiman mereka belum ada tajuk dan tembok pembatas yang yang banyak terdapat gambar-gambar atau relief, tetapi sudah beberapa tahun yang lalu mereka membangun dan membuat lukisan-lukisan di sepanjang tembok. Terdapat pula relief di depan pintu gerbang yang menandakan bahwa kita terlahir dalam keadaan wuda atau telanjang.
Ada yang menarik yang akan kita bahas, yaitu dari simbol- simbol yang kita temukan diantaranya :
1.      Gelang anjeli terbuat dari biji anjeli yang artinya kemurnian atau budaya yang murni.
2.      Tulang bambu kuning terbuat dari bambu berwarna kuning yang mempunyai arti petani sejahtera atau sejahtera petani.
3.      Tulang bambu hitam terbuat dari bambu yang berwarna hitam yang mempunyai arti sejarah jawa.
4.      Simbol celana dayak losarang :
Putih dikanan di ibaratkan  sebagai suami.
Hitam dikiri di ibaratkan sebagai istri.
Jadi antara hitam dan putih tersebut di ibaratkan sebuah keluarga yaitu saling melengkapi satu sama lain dan berkesinambungan anatara pria dan wanita, bumi dan langit, salah dan benar.



Senin, 02 Juni 2014

Rasa Khidmat, Emban Amanat

Diposting oleh Unknown di 07.47 0 komentar
Dalam sebuah organisasi butuh yang namanya kerjasama dan konfirmasi dalam segala hal , apa lagi untuk menciptakan sebuah citra yang baik dan hasil yang maksimah pastinya , ya alloh ridhoilah langkah ku dalam mengemban amanatmu , yang terkadang aku keluahkan ? Ada apa dengan semua ini ?

Minggu, 01 Juni 2014

Biografi KH. Masruri Abdul Mughni (Pengasuh PP. Al-hikmah 2 Benda Sirampog Brebes)

Diposting oleh Unknown di 08.42 0 komentar
KH. Masruri Abdul Mughni yang akrab disapa Abah merupakan sosok Ulama yang alim, murah senyum, pembawaannya luwes, bijaksana, dan mampu mengatasi masalah. Dan yang terpenting lagi, sejak kecil sosok Abah ini memiliki jiwa kepemimpinan dan selalu dituakan di Kampung Benda. KH.Masruri Abdul Mughni di lahirkan di Desa Benda pada tanggal 23 Juli tahun 1943 merupakan putra nomor 1 (satu) dari 2 (dua) bersaudara hasil buah hati pasangan H.Abdul Mughni dengan Hj.Mariam, Abah juga merupakan cucu dari KH.Cholil bin Mahali yang menikah dengan Hj.Azizah.

PEMIKIRAN TASAWUF : Dzun Nun al Mishri

Diposting oleh Unknown di 08.09 0 komentar
Riwayat Hidup Dzun Nun al Mishri dan Kedudukannya dalam Pertumbuhan Tasawuf
Dzun Nun al Mishri adalah sufi pertama yang banyak menonjolkan konsep ma’rifat. Nama lengkapnya adalah Abu al Faidh Tsaubah bin Ibrahim al Mishri Ia dilahirkan di Ikhmim, dataran tinggi Mesir, pada tahun 180 H/796 M. dan wafat pada tahun 246 H./856.

Rukyatul Hilal Program Jurusan Agama di Bukit Condrodipo Gresik

Diposting oleh Unknown di 02.58 0 komentar
      Kamis, 29 Mei 2014- Siswi program Agama MAN Tambakberas Jombang melakukan praktek melihat Hilal di Bukit Condrodipo Gresik. Dalam kegiatan ini, siswi yang mengikuti tak lebih dari 50 anak, dan 5 guru pendamping. Kegiatan ini tak hanya melihat Hilal, tapi juga sekaligus ziarah ke makam para wali, yaitu Sunan Ampel di Surabaya dan di makam Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik.

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2014-2015 MAN Tambakberas Jombang

Diposting oleh Unknown di 02.03 0 komentar
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk Program Pilihan Peminatan Akademik:
1. Matematika dan Ilmu Alam (MIA):
- Unggulan
- Reguler plus Keterampilan
- Reguler
2. Ilmu-Ilmu Sosial (IIS): Reguler
3. Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya (IIB): Reguler
4. Ilmu-Ilmu Agama (IIA)

Rabu, 28 Mei 2014

Kabupaten Brebes

Diposting oleh Unknown di 02.40 0 komentar
Ada beberapa pendapat mengenai asal - usul nama Brebes yang di antaranya berasal dari kata di antaranya Brebes berasal dari kata "Bara" dan "Basah", bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak mengandung air. Keduanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang merupakan dataran luas yang berair.Karena perkataan bara di ucapkan bere sedangkan basah di ucapkan besah maka untuk mudahnya di ucapkan Brebes. Dalam Bahasa Jawa perkataan Brebes atau mrebes berarti tansah metu banyune yang berarti selalu keluar airnya.
 

you are next Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review